ÇUDAMANI / WAYANG LISTRIK, INDONESIA
Di desa Pengosekan, Ubud, Bali, di seberang jalan dari pura, adalah sebuah lahan keluarga yang menjadi rumah bagi kelompok Çudamani. Terdiri dari 25 anggota inti – pemusik dan penari -, Çudamani
adalah sebuah kelompok professional yang secara positif berperan dalam
kehidupan artistik, cultural serta politis desa mereka lewat musik
serta tarian.
Akar kelompok ini dapat ditelusuri hingga
tahun 1970an ketika anak-anak dusun Pengosekan, sebuah desa yang
terkenal dengan komunitas pelukis, penenun dan seniman seni
pertunjukan, berkumpul setelah usai sekolah untuk bermain musik di
balai desa. Setelah bertahun-tahun, anak-anak berpikiran merdeka ini
membentuk semacam wadah organisasi yang menjadi kebanggaan desa mereka.
Pariwisata
telah memberi dampak yang kuat terhadap seni di Bali, terutama di Ubud,
daerah yang terkenal sebagai pusat pariwisata di utara Pengosekan. Di
tahun 1990an kebanyakan musisi Ubud bermain untuk konsumsi turis
disamping bermain untuk kebutuhan-kebutuhan komunitas. Kaum muda
Pengosekan sering menemukan diri mereka berkerja di dalam sistem ini,
diuntungkan secara finansial oleh dunia pariwisata sementara mereka
juga sangat menyadari bahaya artistik dan kultural dari kehidupan
‘profesional’ semacam ini.
Pada September 1997, Dewa
Putu Berata (Direktur), Dewa Ketut Alit (Pengarah Artistik), Dewa Putu
Rai dan lainnya dari Pengosekan memanggil sejulah anak muda berbakat
dari berbagai daerah di Bali untuk membentuk Sanggar Çudamani. Sejak pendiriannya delapan tahun lalu, Çudamani
selalu diminati oleh seantero Bali. Pencapaian-pencapaian teknis mereka
cemerlang, tetapi yang lebih penting adalah vitalitas serta dedikasi
mereka terhadap nilai-nilai tradisional Bali yang menjadi kekuatan
utama mereka.
Filosofi dan Praktek - Çudamani
mempertahankan bahwa vitalitas kesenian Bali terletak pada terhubungnya
kehidupan religius dan sosial di desa. Kelompok ini melihat diri mereka
sebagai aktivis komunitas yang merespons isu-isu filosofis dan praktis
yang dihadapi oleh orang Bali masa kini. Berdasarkan model desa
tradisional, yaitu bukan untuk tujuan komersil atau keuntungan pribadi,
kelompok ini menetapkan standar artistik tertinggi dalam melayani baik
pura maupun komunitas desanya.
Para anggota Çudamani
berkerja untuk mencapai sebuah keseimbangan antara aktif menjadi
seniman yang kreatif namun juga tetap melestarikan bentuk-bentuk musik
dan tari Bali yang kuno. Kelompok ini mengundang seniman-seniman ulung
– para empu – untuk mengar repertoar klasik yang jarang dipentaskan.
Pada saat yang sama, para komposer Çudamani diperbarui oleh kontribusi-kontribusi mereka yang inspiratif terhadap repertoar musik Bali.
Kelompok
ini mementaskan repertoar yang beragam mulai dari bentuk-bentuk tari
klasik yang langka hingga karya-karya instrumental yang kreatif.
Kelompok ini menciptakan pertunjukan-pertunjukan wayang di layar lebar
(Wayang Listrik) yang menggabungkan wayang Bali, tari, musik, dengan
gagasan-gagasan sinematik serta teknik-teknik teater wayang layar lebar
yang diperkenalkan pertama kali pada Dewa Berata oleh Larry Reed dari
Shadowlight Production (Amerika). Kelompok ini baru saja tur keliling
karyanya yang berjudul “Odalan Bali,” sebuah pementasan yang
mengilustrasikan ikatan-ikatan yang erat antara komunitas, karya,
spiritualitas serta seni, di Amerika Serikat dan Aichi, Jepang.
Kelompok
ini mementaskan semua karyanya, baik tradisional maupun inovatif,
dengan presisi teknik yang tinggi, jiwa kolektif serta pemahaman yang
mengesankan tentang nuansa-nuansa artistik. Çudamani telah pentas di Italia, Yunani, Jepang dan Amerika Serikat.